Selama masa darurat pandemi Covid-19, Pembelajaran jarak jauh seringkali disalah artikan sebagai pembelajaran daring atau online. Padahal Pembelajaran jarak jauh pada dasarnya tetap dapat dilaksanakan baik secara daring maupun luring (luar jaringan). Sementara berbagai keragaman kondisi termasuk sosial ekonomi dan kondisi geografis di Indonesia, terkadang tidak memungkinkan dilaksanakannya metode pembelajaran jarak jauh secara daring sehingga pembelajaran jarak jauh tidak dapat berjalan dengan efektif. Melihat perbedaan peta sebaran Covid-19 yang berbeda di berbagai wilayah di Indonesia, pembelajaran jarak jauh juga tidak memungkinkan pelaksanaan PJJ dengan model yang sama.
Pada dasarnya berbagai model pembelajaran jarak jauh
yang dapat diadaptasi selama masa pandemi, digolongkan ke dalam tiga kategori.
Pembelajaran jarak jauh secara luring, pembelajaran jarak jauh secara daring,
dan pembelajaran jarak jauh secara terpadu. Apa yang membedakan ketiganya?
Silakan membaca infografik berikut ini:
Untuk mengadaptasi sebuah model Pembelajaran Jarak
Jauh yang efektif baik secara luring daring, ataupun terpadu, Bapak dan Ibu
guru perlu sekali mengenali kebutuhan siswa. Anda dapat terlebih dahulu
menggali informasi terkait kondisi awal siswa sebelum melaksanakan pembelajaran
dengan melakukan asesmen diagnostik awal. Misalnya mencari informasi mengenai
cara belajar murid, kondisi daerah tempat tinggal terkait akses internet,
fasilitas alat bantu berupa gawai yang dimiliki murid/ orang tua murid, jam
belajar efektif, dan lain sebagainya. Hal ini terkait dengan cara 5M pembelajaran
jarak jauh: Memanusiakan Hubungan
Cara 5M lain yang lain terkait dengan
pemilihan model pembelajaran jarak jauh adalah cara Memberdayakan Konteks.
Dimana kondisi murid, kondisi sosial ekonomi, dan geografis yang berbeda justru
dilihat sebagai satu kekuatan untuk mengadaptasi model pembelajaran jarak jauh
yang paling sesuai dan efektif.
Post a Comment
Post a Comment