Stasiun Luar Angkasa
Internasional (ISS) yang telah mengorbit selama satu dekade secara terus
menerus mengajarkan kepada manusia bagaimana cara menyesuaikan hidup di ruang
angkasa. Tak jarang terjadi musibah kecelakaan yang membuktikan betapa kita
masih harus belajar banyak tentang peradaban di luar angkasa. Berikut adalah
beberapa fakta kehidupan astronot di luar angkasa yang mungkin belum kamu tahu.
Trauma Kuku
Sarung tangan antariksa yang dikenakan para astronot saat bekerja di stasiun luar angkasa telah terbukti berbahaya bagi kesehatan mereka. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa sekitar 10 persen dari astronot mengalami “trauma kuku” dari sarung tangan, dengan beberapa dari mereka kehilangan semua kuku karena sarung tangan menjepit jari-jari mereka dan mengurangi sirkulasi darah.
Astronot |
Masalah Gravitasi
Astronot dalam ISS |
Masalah gaya berat atau gravitasi tampaknya memang menjadi soal yang cukup serius. Pada bulan Maret 2007, astronot Sunita Williams berusaha untuk memakan beberapa wasabi (bumbu pedas khas Jepang) dalam sushi di ruang darurat. Ketika sedang menikmati sushi, wasabinya terlepas, hingga akhirnya tumpah ke dinding dan masuk ke sela-sela modul. Butuh waktu beberapa menit untuk membersihkan semuanya.
Terbang di luar angkasa memang cukup menyenangkan, namun dari sana jugalah hal yang berbahaya bisa terjadi. Salah satu contohnya adalah tekanan gravitasi. Perjalanan di pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia, khususnya, dilaporkan mendapatkan tekanan gravitasi yang cukup besar. “Saya pernah mendengar kejadian itu digambarkan seperti sebuah kecelakaan kereta api diikuti dengan kecelakaan mobil diikuti dengan jatuh dari sepeda,” kata Tracy Caldwell, salah satu astronot NASA.
Rumitnya ruang ISS |
Makanan luar angkasa
Makan di luar angkasa tidaklah semudah kita makan saat berada di Bumi. Tentu saja kamu tak akan memakan sayur dan buah-buahan saat berada di luar angkasa. Bahkan roti dinilai sangat tidak cocok untuk dimakan di sana karena remah-remah roti akan beterbangan, layaknya wasabi di atas.
MAkan bersama di ISS |
Tidur di luar angkasa
Masalah lain yang cukup
menyebalkan di luar angkasa adalah sempitnya stasiun ruang angkasa. Karena
sempit, maka tidur pun juga tidak nyaman. Bahaya lainnya yaitu banyaknya
astronot yang melayang selama tidurnya karena terdorong oleh nafas pada saat
tidur. Namun jika dilihat dari sisi positifnya, tidak adanya gravitasi ternyata
dapat mengurangi kebiasaan mendengkur saat tidur.
Ruang tidur di ISS |
Di luar angkasa, kita tidak bisa mandi dengan bebas menggunakan shower, dikarenakan air yang keluar akan terbang dan hal itu menyebabkan pemborosan air. Astronot cukup membasuh tubuh dengan air saja untuk membersihkan diri. Mereka juga diberikan shampo khusus di ruang angkasa untuk menjaga rambut tetap bersih.
Mandi di angkasa |
Salah satu hal yang menjijikkan adalah, ditetapkannya sistem daur ulang dari limbah toilet. Per Mei 2009, urin didaur ulang menjadi air minum yang bersih, dan juga didaur ulang ke dalam air untuk mandi dan persiapan makanan.
Toilet di luar angkasa |
Tulang astronot
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa kekuatan tulang astronot turun setidaknya 14 persen selama tinggal setengah tahun di ruang angkasa. Penelitian lain menunjukkan bahwa kepadatan mineral tulang astronot bisa turun antara 0,4 persen dan 1,8 persen setiap bulan selama mereka berada di stasiun menyebabkan risiko patah tulang dan osteoporosis di kemudian hari. Meskipun tidak ada yang solusi lengkap untuk memperbaiki masalah ini, seorang astronot harus rajin latihan penguatan tulang saat mereka berada di stasiun luar angkasa, dan menjalani rehabilitasi yang kompleks saat mereka sudah kembali ke bumi untuk menghindari pengeroposan tulang seperti orang yang berusia 90 tahun.
Olahraga di ISS |
Siap-siap kesepian
Mungkin bagian tersulit
dalam hidup astronot adalah menahan perasaan mereka. Perasaan rindu akan
keluarga dan teman-teman di bumi, dan kadang-kadang mereka harus melewatkan
hal-hal penting yang terjadi di bumi.
Space Adaptation
Syndrome
Bagi seorang astronot baru, jelas mereka tidak terbiasa dengan lingkungan luar angkasa. Biasanya mereka akan mengalami gejala muntah-muntah di ruang angkasa. Banyak astronot tiba-tiba merasa diri mereka seperti terbalik, atau bahkan mengalami kesulitan dalam pengindraan lokasi lengan dan kaki mereka sendiri. Dengan tidak adanya gravitasi, sistem keseimbangan dan reseptor tekanan menjadi kacau. Efeknya terjadi disorientasi pada tubuh. Disorientasi ini adalah penyebab utama dari apa yang disebut space adaption syndrome.
Tanpa gaya gravitasi di
luar angkasa, tulang belakang kita akan tumbuh lebih tinggi. Tubuh kita akan
bertambah antara 5 cm dan 8 cm. Penambahan tinggi ini ternyata dapat
menimbulkan rasa sakit.
Matahari terbit 17 kali
sehari
Setiap 90 menit, matahari terbit dan terbenam di orbit. Hal ini membuat kita sulit untuk tidur nyenyak karena tidak ada siklus malam atau hari normal. Untuk mengatasi ini, administrator ISS (Stasiun Antariksa Internasional) mengatur jadwal astronot agar kegiatan mereka sesuai dengan kehidupan dibumi.
ISS memandang planet bumi |
Post a Comment
Post a Comment