Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum
mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana.
Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi
bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil
informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid
dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau
simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan
baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat
diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan
fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi
bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru.
Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan
koperasi.
Post a Comment
Post a Comment