Prajogo Pangestu
CARA MANTAN SUPIR ANGKOT JADI ORANG TERKAYA KE 3 DI INDONESIA : PRAYOGA PANGESTU |
Mungkin namanya masih terdengar asing bagi sebagian orang. Tapi perlu diketahui, pria kelahiran 13 Mei 1944 di Sungai Betung, Kalimantan Barat ini adalah orang terkaya ke 3 di Indonesia versi majalah Forbes 2020 dengan kekayaan sebesar 6 miliar USD atau setara 84,6 triliun rupiah.
Menariknya, Prajogo ini bukan berasal dari keluarga kaya. Bahkan sebelum terjun ke dunia bisnis ia sempat mengais rezeki dengan menjadi sopir angkot.
Lalu bagaimana perjalanan mantan supir angkot ini A menjadi orang terkaya ke3 di Indonesia?
Mengawali Karir Menjadi Supir Angkot
Setelah pulang ke kampung halaman Prajogo bekerja sebagai supir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak. Tak lama menjadi supir angkot, Prajogo kemudian memulai usaha kecil-kecilan dengan berjualan keperluan dapur, berbagai bumbu hingga ikan asin.
Perjalanannya menjadi seorang pengusaha kayu dimulai ketika sekitar tahun '60an berkenalan dengan Bong Sun On atau yang lebih dikenal dengan nama Burhan Uray, pengusaha kayu asal Malaysia yang masuk ke Indonesialewat Pontianak,
Anak Seorang Penyadap Getah Pohon Karet
Pemilik nama asli Pang Djoem Phen ini adalah anak seorang penyadap getah karet di sebuah daerah kecil dekat Singkawang, Kalimantan Barat. Karena kesulitan ekonomi keluarga, Prajogo hanya bisa mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah menengah pertama
Keterbatasan ekonomi mendorongnya untuk merantau ke Jakarta, tapi karena tak kunjung mendapatkan ( pekerjaan, akhirnya ia terpaksa pulang ke Kalimantan Barat.
Tahun 1969 Prajogo memutuskan bergabung dengan PT Djajanti Grup milik Burhan Uray yang merupakan perusahaan kayu terbesar di Indonesia saat itu.
Tujuh tahun kemudian ketika Burhan memindahkan perusahaannya dari Pontianak ke Banjarmasin.
Burhan mengangkat Prajogo menjadi General Manager PT Nusantara Plywood di Surabaya.
Hanya bertahan selama 1 tahun sebagai GM di perusahaan tersebut, ia memutuskan resign dan membeli CV Pacific Lumber Coy yang saat itu sedang mengalami kesulitan keuangan dengan modal pinjaman dari Bank BRI.
Cikal Bakal Bisnis Kerajaan BisnisBarito Group
Hebatnya ia dapat mengembalikan pinjaman hanya dalam waktu satu tahun saja. Perusahaannya kemudian berubah nama menjadi PT Barito Pacific Timber dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1993. Di masa orde baru perusahaan berkembang sangat pesat dan menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia
Apalagi pada masa itu Prajogo masuk ke dalam lingkaran satu Soeharto, bahkan ia sering terlihat menemani Soeharto bermain golf dengan membawakan tongkatnya. Ia kemudian berekspansi bisnis dengan mendirikan PT Tri Polyta Indonesia Tbk dan membeli saham PT Chandra Asri Petrochemical Center
Krisis Moneter 1998
Nilai kapitalisasi pasar Barito Pacific anjlok dari 5 miliar USD jadi hanya 3 juta USD akibat dari krisis ekonomi 1998. Prajogo juga harus menanggung utang 1,8 miliar USD akibat krisis keuangan yang dialami Chandra Asri. Belum lagi hutang PT Tri Polyta dalam mata uang dollar melonjak drastis dikarenakan nilai Rupiah yang melemah.
Tapi bukan Prajogo jika tidak bisa bangkit dari keterpurukan hingga akhirnya PT Chandra Asri Petrochemical bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Di tahun 2018, Prajogo Pangestu masih menduduki peringkat ke 10 orang terkaya di Indonesia dengan total harta US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun. Tapi kemudian di tahun 2019 kekayaan pemegang saham mayoritas BRPT sebesar 71,16% ini naik sebanyak US$ 4,6 miliar yang membuatnya naik tujuh peringkat ke nomor 3.
Meskipun kekayaan Prajogo turun di tengah pandemi, menurut data yang dirilis Forbes di tahun 2020 ini Prajogo masih menempati posisi orang terkaya no 3 di Indonesia dengan kekayaan sebesar US$ 6 miliar atau setara 84,6 triliun rupiah.
Post a Comment
Post a Comment