Modul belajar mandiri substansi pedagogi memberikan pengamalan belajar bagi calon guru PPPK dalam memahami teori dan konsep pembelajaran yang berhubungan dengan substansi kompetensi pedagogi.
Komponen pembelajaran yang ada di dalam modul pedagogi ini
dikembangkan dengan tujuan agar calon guru PPPK dapat me-refresh kembali
pengetahuan dan dengan mudah memahami kembali materi-materi esensial
terkait teori belajar, karakter peserta didik, keterampilan berpikir
tingkat tinggi, desain pembelajaran, dasar komunikasi, konsep penilaian, dan
pengembangan potensi peserta didik, sekaligus meningkatkan kompetensi yang berorientasi
kepada keteramapilan berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran 1: Teori Belajar
Teori belajar merupakan salah satu materi yang harus
Anda kuasai sebagai guru agar mampu menerapkan teori belajar dalam
pembelajaran untuk mendukung tugas keprofesian dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran yang mendidik agar membangun sikap (karakter Indonesia),
pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
materi teori belajar behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran,
teori belajar kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran, implikasi teori
kognitif dalam kegiatan pembelajaran, teori belajar konstruktivistik dan
implikasinya dalam pembelajaran, dan teori belajar humanistik dan implikasinya
dalam pembelajaran dari bahan belajar mandiri yang telah disediakan, dan
dapat Anda akses baik secara online maupun offline
Anda pasti sudah sering mendengar mengenai istilah teori
belajar. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode yang
menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar. Pada bahan belajar
ini, akan dibahas 4 jenis teori belajar, meliputi: teori belajar
behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, dan
teori belajar humanistik.
Pada teori belajar behavioristik seseorang dianggap belajar
jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Aplikasi teori ini
dalam pembelajaran, kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic”
yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari. Menurut teori belajar kognitif belajar dianggap terjadi jika
terdapat perubahan persepsi dan pemahaman. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap
orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur
kognitif yang dimilikinya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
keterlibatan peserta didik secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat
dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan
setruktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik.
Menurut pandangan konstruktivistik pembelajaran diusahakan
agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara
optimal pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengembangkan ide-idenya secara luas. Sementara peranan guru dalam belajar
konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh
peserta didik berjalan lancar. Dan menurut teori humanistik tujuan belajar
adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa
telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Aplikasi teori humanistik
dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif.
Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar.
Untuk lebih memahami materi mengenai teori belajar, Anda
dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang telah
disediakan
Pembelajaran 2: Karakter Peserta
Didik
Karakter peserta didik merupakan salah satu materi yang
harus Anda kuasai sebagai guru agar mampu menerapkan beragam
karakteristik peserta didik sebagai pijakan dalam mendesain pembelajaran yang
inovatif untuk mendukung tugas keprofesian sebagai pendidik, yang mempesona
yang dilandasi sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, disertai
dengan jiwa kesepenuhatian dan kemurahatian.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
materi pengertian karakteristik peserta didik, dan ragam karakteristik
peserta didik dari bahan belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat
Anda akses baik secara online maupun offline.
Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan yang ada perlu dikelola
secara baik. Namun jika perbedaan tersebut tidak dikelola secara baik, maka
akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Karakteristik
peserta didik banyak ragam yaitu: etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial dan perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motorik.
Untuk lebih memahami materi mengenai karakter peserta didik,
Anda dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang telah
disediakan
Pembelajaran 3: Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
Keterampilan tingkat tinggi merupakan salah satu materi yang
harus Anda kuasai sebagai guru agar mampu mengembangkan pembelajaran
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, antara dalam hal menjelaskan
konsep HOTS, merancang pembelajaran HOTS; serta menganalisis
kompetensi dasar.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
konsep berpikir tingkat tinggi dan materi terkait kompetensi keterampilan
4Cs (Creativity, Critical Thinking, Collaboration, Communication) dari
bahan belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat Anda akses baik
secara online maupun offline.
Bloom membagi keterampilan menjadi dua bagian. Pertama adalah
keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu:
mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan
(applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke
dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing),
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating). Keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher
Order Thinking Skills (HOTS) didefinisikan sebagai proses berpikir
kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang
paling dasar (Resnick,1987).
Pembelajaran yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi adalah pembelajaran yang melibatkan tiga aspek keterampilan
berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical and
creative thinking, dan problem solving. Proses pembelajaran keterampilan
berpikir tingkat tinggi tidak memandang level Kompetensi Dasar (KD), apakah KD
nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.
Untuk lebih memahami materi keterampilan berpikir tingkat
tinggi, Anda dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang
telah disediakan
Pembelajaran 4: Desain
Pembelajaran
Desain Pembelajaran merupakan salah satu materi yang harus
Anda kuasai sebagai guru agar mampu mengembangkan pembelajaran yang
memfasilitasi terjadinya transfer pengetahuan secara efektif dari guru ke
peserta didik. Dengan pembelajaran ini diharapkan guru mampu mengembangkan
desain pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
analisis Standar Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar
(KD) dari bahan belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat Anda akses
baik secara online maupun offline.
Mendesain pembelajaran merupakan salah satu tugas krusial
guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran di kelas. Tugas utama guru dalam
melaksanakan desain pembelajaran adalah diawali dengan bagaimana guru mampu
menganalisis kompetensi dasar yang diamanatkan oleh kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum guru juga dipersiapkan dalam menentukan target
kompetensi dari setiap kompetensi dasar yang telah disusun untuk mengetahui apa
yang menjadi target dari keomptensi dasar dari kurikulum tersebut, sehingga
guru bisa dengan tepat merumuskan pembelajaran yang akan di laksanakan.
Indikator pencapaian kompetensi di rumuskan oleh guru untuk
melihat sejauh mana tingakt pemahaman peserta didik dalam pembelajaran yang
sedang dilakukan, dengan IPK yang telah disusun, guru mampu mengembangkan
pembelajaran sesuai rangakain tingkat pengetahuan dan keterampilan yang telah
dirancang dengan IPK dalam setaip materinya, setelah itu guru mampu
mengembangkan tujuan pembelajaran yang menyesuaikan dengan target kompetensi
yang kemudian dijabarkan dalam rumusan IPK, tujuan pembelajaran dikembangkan
dalam bentuk narasai atau poin yang mampu menjabarkan materi dan kompetensi
yang akan dicapai.
Untuk lebih memahami materi mengenai Desain Pembelajaran,
Anda dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang telah
disediakan
Pembelajaran 5: Dasar Komunikasi
Dasar komunikasi merupakan salah satu materi yang harus Anda
kuasai sebagai guru agar mampu memahami strategi komunikasi efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
materi konsep dasar komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi,
faktor penunjang dan penghambat komunikasi efektif dalam pembelajaran, strategi
komunikasi efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, dan berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dari bahan
belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat Anda akses baik secara online maupun offline
Secara etimologis komunikasi atau communication (dalam
bahasa Inggris) berasal dari perkataan Latin communis yang
berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang
berarti “membuat sama” (to make common) (Effendi, 1993).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi terjadi
apabila terdapat kesamaan makna terhadap suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan. (Rakhmat, 1989).
Gintings (2008: 120-122) menegaskan ada sejumlah unsur
komunikasi berdasarkan definisi dan model komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
- Pengirim
atau komunikator
- Penyandian
atau encoding
- Pesan
atau Message
- Saluran
dan Media
- Penyandian
Ulang atau Decoding
- Penerima
atau Komunikan
- Umpan
Balik atau Feedback
Menurut Model Lasswel proses komunikasi dapat digambarkan
dengan menjawab pertanyaan: “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa dengan Pengaruh Bagaimana?”. Berdasarkan model ini unsur komunikasi
terdiri atas pengirim, pesan, media, penerima, dan hasil komunikasi. Model ini
bersifat satu arah dan tidak mempertimbangkan gangguan komunikasi. Menurut
model komunikasi Srhramm proses komunikasi mencakup proses penyandian dan
adanya pengaruh pengalaman dari komunikator dan komunikan.
Faktor penunjang komunikasi efektif dapat dilihat dari
faktor guru, peserta didik, dan muatan pelajaran. Faktor penghambat komunikasi
efektif secara umum meliputi gangguan fisik, gangguan mekanik, gangguan
semantik, gangguan budaya, gangguan kepentingan, dan gangguan motivasi. Faktor
penghambat komunikasi efektif dalam pembelajaran terdiri atas hambatan pada
guru, hambatan pada saluran atau media, serta hambatan pada peserta didik.
Startegi komunikasi efektif, empatik dan santun dapat
meliputi kegiatan (1) membangun etos guru melalui kesiapan, kesungguhan,
ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramahan dan kesederhanaan; (2) memilih
materi yang sesuai, dengan memperhatikan: materi sesuai dengan latar belakang
pengetahuan peserta didik, menarik minat guru dan peserta didik, serta sesuai
dengan pengetahuan peserta didik. (3) menggunakan bahasa yang tepat: kata-kata
harus jelas, kata-kata harus tepat, dan kata-kata harus menarik, (4) Membangun
Iklim Komunikasi dengan Peserta Didik. Iklim komunikasi yang positif dapat
dilakukan melalui sikap respect, emphaty, audible, clarity, dan humble.
Untuk lebih memahami materi mengenai dasar komunikasi ,
Anda dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang telah
disediakan
Pembelajaran 6: Konsep Penilaian
Konsep penilaian merupakan salah satu materi yang harus Anda
kuasai sebagai guru agar mampu melaksanakan pengembangan penilaian
berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
materi fungsi penilaian, penilaian dalam kurikulum 2013, dan penilaian oleh
pendidik dari bahan belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat
Anda akses baik secara online maupun offline.
Pengumpulan informasi pencapaian hasil belajar peserta didik
membutuhkan teknik dan instrumen penilaian, serta prosedur analisis sesuai
dengan karakteristik penilaian masing-masing. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi dengan KD sebagai kompetensi minimal yang harus
dicapai oleh peserta didik.
Untuk mengetahui ketercapaian KD, pendidik harus merumuskan
sejumlah indikator pencapaian kompetensi (IPK). IPK digunakan sebagai acuan
penilaian. Pendidik atau satuan pendidikan (sekolah) juga harus menentukan
pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Penilaian bukan sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam proses belajar. Selama ini, seringkali penilaian cenderung dilakukan
hanya untuk mengukur hasil belajar peserta didik, sehingga penilaian
diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses
pembelajaran. Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan,
yaitu assessment of learning (penilaian akhir
pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk
pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai
pembelajaran).
Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, Lingkup penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik;
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah. Penilaian Hasil belajar oleh pendidik terdiri atas penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Untuk lebih memahami materi mengenai konsep penilaian, Anda
dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik tautan yang telah
disediakan
Pembelajaran 7: Pengembangan
Potensi Peserta Didik
Pengembangan Potensi Peserta Didik merupakan salah satu
materi yang harus Anda kuasai sebagai guru agar mampu memahami konsep
perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik, tahapan, prinsip-prinsip dan
implementasinya terhadap pendidikan; mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan
akhir masa kanak-kanak dan keragaman karakteristik peserta didik, menganalsiis
permasalahan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik dan menentukan
kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi variasi perkembangan peserta didik,
dan memahami konsep potensi peserta didik dan pengembangannya serta menentukan
pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Anda akan mempelajari
materi perkembangan peserta didik, dan potensi peserta didik dari bahan
belajar mandiri yang telah disediakan, dan dapat Anda akses baik secara online maupun offline.
Guru harus memahami bagaimana karakteristik peserta didik
asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. Informasi mengenai karakteristik
peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan
kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta
didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif
untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan
metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif
sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.
Dalam pembelajaran karakteristik dan pengembangan potensi
peserta didik diharapkan dapat memahami konsep perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didik, tahapan, prinsip-prinsip dan implementasinya terhadap
pendidikan; mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak
dan keragaman karakteristik peserta didik, menganalsiis permasalahan
perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik dan menentukan kegiatan
pembelajaran untuk memfasilitasi variasi perkembangan peserta didik. Guru juga
diharapkan dapat memahami konsep potensi peserta didik dan pengembangannya
serta menentukan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik.
Untuk lebih memahami materi mengenai pengembangan potensi
peserta didik, Anda dapat membaca materi pembelajaran dengan mengklik
tautan yang telah disediakan
Refleksi Pembelajaran
Post a Comment
Post a Comment