Peluang pasar produk bakso sangat luas, dari pasar tradisional hingga pasar swalayan. Di pasar swalayan, bakso biasanya dijual dalam bentuk kemasan vacum chill. Sementara itu di pasar tradisional, bakso dijual dalam kemasan plastik biasa atau berupa bakso curah. Harganya, tentu saja lebih murah dibandingkan dengan harga bakso yang dikemas vacum chill. Bakso curah tersebut banyak sekali konsumennya, mulai dari dari pedagang bakso, bakmi, capcay, mie atau nasi goreng dan ibu rumah tangga.
Bakso adalah makanan sepanjang masa. Pangsa pasar bakso cukup besar. Hal ini menunjukkan peluang membuka usaha pembuatan bakso masih terbuka lebar. Siapapun dapat melakukannya karena bisnis bakso dapat dijalankan dengan modal kecil, tergantung dari skala usahanya.
Praktek pengolahan bakso ikan
Bisnis Bakso |
Bahan: 1 kg daging ikan, dibuat surimi
25 g garam
10 g gula pasir
15 g bawang putih
5 g merica
3-5 but ir putih telur
100-150 g tepung tapioka
bumbu penyedap secukupnya
150-200 g es batu atau air es
Untuk mengurangi bau amis ikan dapat digunakan campuran bawang merah, bawang putih dan jahe
dengan perbandingan 15:3:1
Alat: meja pengolahan
pisau stainless steel, talenan, nampan penggiling daging
meat separator (pemisah daging dan duri)
meat stirrer (pembuat adonan) atau food processor
penggiling lada (grinder)
panci perebusan lemari pendingin
kompor vacum sealer kemasan plastik
Cara membuat:
1. Daging ikan dipotong kotak-kotak agak kecil.
2. Kemudian dilumatkan sambil ditambah garam dapur dan bumbu lain yang telah dihaluskan dan dicampurkan hingga merata.
3. Ditambahkan es dan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diremas-remas atau diaduk hingga diperoleh adonan yang rata.
4. Putih telur dimasukkan dalam adonan sambil diaduk hingga terbentuk adonan yang kalis.
5. Adonan dibentuk menjadi bulatan bakso, kemudian direbus ke dalam air mendidih hingga matang, yang ditandai bakso mengapung di permukaan air. Bakso yang telah matang diangkat, ditiriskan dan didinginkan.
6. Produk dikemas secara vakum dalam plastik, kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
Proses Pengolahan Bakso Ikan
Bahan
Untuk mengenal lebih dekat proses pengolahan bakso perlu digambarkan
garis
besar
komposisi adonan bakso.
Pada
intinya komposisi adonan bakso,
baik daging maupun
seafood memiliki kesamaan. Hanya bentuk dan teksturnya yang kadang berbeda.
Komposisi utamanya adalah bahan baku yang dapat berupa daging sapi, ayam, ikan, udang atau cumi. Bahan baku bakso ikan harus dipilih dari jenis ikan yang menghasilkan
produk bakso yang bermutu baik. Salah satu persyaratan
mutu bakso ikan adalah berwarna putih
bersih,
tanpa
kotoran dan
tanpa
campuran warna lain.
Agar
warnanya putih, maka digunakan ikan-ikan yang berdaging putih saja. Ikan yang berdaging putih akan menghasilkan bakso ikan yang lebih elastis. Jenis ikan tersebut antara lain ikan Cunang atau ikan Remang, ikan Kerapu, Tengiri, Kakap,
Layur
dan ikan
Golok-golok. Selain warnanya putih, daging ikan
ini juga memiliki kandungan aktin
dan
miosin cukup tinggi sehingga
tekstur
bakso
yang dihasilkan
bagus. Udang dan teripang dapat pula diolah menjadi bakso. Tentu saja baksonya menjadi istimewa mengingat udang memiliki rasa yang khas, sedangkan
teripang dikenal sebagai
makanan berkhasiat dan mahal harganya.
Ikan yang berdaging merah seperti Tuna, Cangkalang,
Tongkol dan Kembung biasanya kurang bagus dibuat bakso. Daging merah pada ikan tersebut
banyak mengandung histidin yang oleh bakteri diubah menjadi histamin yang menimbulkan
reaksi alergi gatal-gatal. Selain itu daging merah akan menghasilkan bakso dengan
warna yang kurang menarik. Elastisitasnyapun tidak sebagus bakso ikan yang yang
dibuat dari ikan berdaging putih.
Jenis ikan berlemak tidak disarankan, seperti Lemuru
dan ikan Layang. Selain berlemak, daging ikan tersebut menyebabkan
warna bakso menjadi krem dan mudah tengik selama penyimpanan.
Komponen kedua adalah es, yang merupakan bagian penting. Es
berfungsi sebagai pelarut adonan agar lembut dan menjaga suhu
agar tetap dingin. Dengan demikian, protein dan komponen penting
pembentuk adonan tidak mudah rusak. Pada umumnya air yang ditambahkan adalah dalam bentuk es sekitar 15%.
Komponen ketiga adalah bahan pengisi (filler), biasanya berupa bahan berpati seperti tapioka, tepung kentang,
tepung jagung atau tepung sagu.
Fungsinya untuk
membentuk
adonan dan
sebagai penahan air sehingga air tidak mudah lepas. Untuk menghasilkan bakso
yang
lezat dan bermutu tinggi, jumlah tepung tapioka
yang
digunakan sekitar 10-15%.
Komponen keempat adalah bahan pengikat, biasanya berupa bahan berprotein misalnya tepung kedelai, putih
telur,
konsentrat protein atau bahan berprotein lainnya. Bahan pengikat dibutuhkan
untuk
menyatukan kembali cacahan daging. Proses pencacahan akan
menurunkan mutu daging sehingga
kemampuan mengikat adonan
berkurang. Bahan pengikat sekaligus dapat berfungsi sebagai bahan pengenyal yang membuat adonan menjadi kompak dan elastis. Salah satu bahan pengikat
khusus untuk bakso adalah bahan pengenyal F&E yang
merupakan campuran
protein
nabati
dan mineral. Biasanya ditambahkan sebanyak 2-3%
dari total adonan bakso. Dalam
pemakaiannya bahan pengenyal dicampurkan dengan tepung (tapioka, kentang atau jagung).
Komponen kelima adalah bahan tambahan yang berupa fosfat dan
bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi. Fosfat sangat dibutuhkan sebagai penahan agar cairan yang ada di dalam adonan
bakso
tidak
keluar
selama penyimpanan dan pemasakan, sehingga bakso tetap berair dan juicy. Fosfat juga berfungsi meningkatkan
kemampuan mengikat air, sehingga penambahan es ke dalam adonan menjadi lebih
banyak. Fosfat
ditambahkan
pada saat
pencacahan daging atau seafood. Penggunaannya tidak boleh
lebih dari 0,3-0,75%. Komponen terakhir
adalah bumbu berupa garam (2,5% berat daging, gula,
merica
dan bawang
putih (2%
berat daging)
dan bahan
Penyedap.
Proses
Pada prinsipnya proses
pengolahan
bakso, diawali
dengan
penyiapan bahan, penghancuran dan pelumatan daging,
pembuatan
adonan,
pencetakan adonan, pemasakan,
pendinginan
dan
pengemasan.
Penyiapan bahan. Jenis
ikan yang digunakan akan menentukan tekstur dan rendemen
bakso yang dihasilkan. Jenis ikan gemuk dan sedikit berduri, akan menghasilkan rendemen yang tinggi. Sementara itu,
ikan
yang berduri besar dan berkulit tebal, akan
menghasilkan rendemen
yang
lebih kecil. Oleh
karena itu, sebaiknya dipilih jenis ikan berdaging putih, berdaging tebal, tidak banyak berduri dan harganya murah. Salah satu jenis ikan yang memenuhi kriteria tersebut adalah ikan Cunang. Jika daging ikan ini dibuat surimi lebih dahulu sebelum dibuat bakso, dapat menghasilkan rendemen hingga 50%. Jenis ikan lain umumnya hanya menghasilkan rendemen sekitar 25-30%
saja. Daging ikan yang
digunakan dapat berupa fillet ikan segar atau fillet ikan beku. Sebelum digunakan, fillet ikan sebaiknya disimpan di dalam lemari es agar suhunya tetap dingin. Suhu dingin sangat
mempengaruhi pembentukan adonan bakso menjadi lebih baik.
Tekstur
daging
ikan
lebih lembut dibandingkan dengan daging ayam atau
daging
sapi. Ketika membuat bakso ikan, pastikan
tidak ada duri atau sisik yang ikut
dalam adonan.
Penghancuran. Penghancuran daging dilakukan dengan
cara mencacah
(mincing), menggiling (grinding) atau mencincang sampai halus/lumat
(chopping).
Bahan baku yang berupa
daging
sapi atau
daging ayam, harus dicacah dulu dengan mesin pencacah (mincer).
Pengadonan. Bahan pengisi (filler), biasanya berupa bahan
berpati seperti tapioka yang digunakan sekitar 10-15% berat daging. Proses pembentukan adonan
dapat
dilakukan
dengan mencampur
semua bahan kemudian menghancurkannya (mixing and chopping). Dapat juga dengan cara menghancurkan daging, kemudian mencampurkannya dengan semua bahan lainnya (mincing, grinding and mixing).
Pencetakan.
Pencetakan bakso dilakukan
dengan
menggunakan alat pencetak bakso atau
manual dengan tangan. Pencetakan dengan tangan dapat dilakukan dengan mengepal-ngepal adonan, kemudian ditekan sehingga adonan yang
telah memadat akan keluar dari kepalan tangan berupa bulatan halus.
Pemasakan. Pemasakan bakso umumnya dilakukan dalam air
mendidih selama beberapa menit. Supaya bakso tidak saling menempel, ke dalam air perebus ditambahkan beberapa sendok makan minyak goreng. Bakso yang matang akan mengapung ke permukaan.
Pendinginan. Pendinginan bakso dilakukan dengan mencelupkan ke dalam air dingin (air es). Setelah itu ditiriskan hingga tidak ada air yang menetes lagi.
Pengemasan. Bakso dikemas menggunakan plastik atau dikemas dalam bentuk kemasan vacum chill. Pastik pembungkus
diusahakan jangan sampai bocor. Oleh karena itu
disarankan untuk
menggunakan plastik yang kuat dan tidak mudah sobek. Pengemasan bakso menggunakan vacum
chill lebih tahan lama daripada pengemasan biasa
Post a Comment
Post a Comment