Bentuk produk olahan makanan beku yang saat ini sangat digemari masyarakat luas adalah nugget. Jenis nugget yang banyak dijual di pasaran adalah nugget ayam (chicken nugget) dan nugget ikan (fish nugget). Produk nugget menjadi idola karena sejak kehadirannya konsumen mempunyai alasan produk ini dapat dijadikan makanan yang mampu memenuhi kebutuhan protein baginya maupun keluarganya. Selain itu harga yang ditawarkan relatif murah jika dibandingkan apabila harus membeli daging fresh.
Sebenarnya pasar produk nugget masih terbuka lebar di berbagai daerah. Dengan semakin berkembangnya teknologi pangan dan minat serta pandangan masyarakat terhadap makanan beku, daya jual makanan ini semakin meningkat. Persaingan antara industri pangan semakin menambah variasi produk pangan beku di pasaran. Dari hasil survey menunjukkan bahwa pasar frozen food di Indonesia meningkat antara tahun 2001-2006, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun pada kisaran 7,2%.
Pengetahuan masyarakat mengenai produk pangan beku sudah baik. Nugget sekarang bukan lagi produk supermarket, tetapi sudah menjadi produk curah di pasar tradisional. Semua pilihan dilimpahkan kepada konsumen, tinggal memilih produk curah atau kemasan.
Nugget tuna
Bahan: 500 g daging tuna potong kasar
1 sdt garam
½ sdt gula
¼ sdt
jahe bubuk
½ sdt merica
30 g tepung tapioka
bumbu penyedap secukupnya
100 g tepung predust
300 g adonan
premix
500
g tepung roti
minyak goreng secukupnya
Alat: meja pengolahanpisau stainless steel, talenan, nampan penggiling daging meat separator (pemisah daging dan duri) meat stirrer (pembuat adonan) atau food processor penggiling lada (grinder) wajan (penggorengan besar) freezer kompor sealer kemasan plastik
Cara membuat:
1. Daging
tuna dipotong kotak-kotak
agak kecil.
Semua bahan dicampur dalam food processor hingga adonan kalis, lalu dicetak dengan bentuk sesuai selera (misalnya bentuk lonceng), kemudian diatur di atas nampan dan disimpan dalam freezer selama 30-60
menit sampai agak keras. Untuk mempermudah proses pencetakan, dapat pula dilakukan pengukusan adonan terlebih dahulu sebelum
pencetakan. Pengukusan dilakukan selama 30 menit dengan cara menempatkan adonan pada loyang. Apabila pencetakan didahului dengan pengukusan, setelah
pencetakan, adonan cukup didinginkan saja; tidak perlu dibekukan.
2. Kemudian
digulingkan
ke dalam tepung predust sampai
rata.
3. Selanjutnya dimasukkan dalam adonan premix, diangkat dan digulingkan di atas tepung roti, tutup
dengan tepung
roti
(sedikit ditekan agar tepung roti lengket dan dilakukan secepat mungkin), diangkat dan dirapikan. Suhu
adonan premix dipertahankan tetap dingin
(0-5oC), bila suhu naik tingkat kelengketan
berkurang. Apabila adonan
nugget
belum siap, adonan premix disimpan terlebih dahulu dalam lemari es.
4. Minyak dalam wajan dipanaskan sampai berasap (suhu 180-190oC). Nugget digoreng
selama 30
detik
sampai berwarna
kecoklatan, ditiriskan
dan
dibiarkan dingin.
5. Dirapikan di atas nampan satu per satu, dibekukan dalam freezer
selama 4-5
jam.
6. Produk dikemas dalam plastik dan di seal rapat, kemudian disimpan
kembali dalam freezer. Produk tahan disimpan selama 6 bulan.
7. Bila nugget akan disajikan, tinggal menggorengnya dalam minyak panas suhu 170oC, selama 4-5 menit atau dimasak dengan oven ataupun microwave.
Fish finger
Bahan: 500 g daging ikan kuniran/kurisi/kerapu
1 sdt garam
1 sdt gula
1 sdt merica
50 ml putih telur
50 g tepung terigu
3 siung bawang putih cincang, tumis
2 batang irisan
daun bawang
bumbu penyedap
secukupnya
50 ml air dingin/es serut
100 g tepung predust
300 g adonan
premix
500
g tepung roti
minyak goreng secukupnya
Cara membuat:
1. Dipilih ikan yang masih segar. Dibuang bagian kepala, kulit dan durinya.
2. Semua bahan dicampur dalam food processor sambil ditambahkan air es atau es serut sedikit demi sedikit hingga adonan kalis. Proses jangan terlalu lama karena adonan akan panas dan merusak protein. Adonan yang terbentuk dipindahkan ke wadah, kemudian dicampurkan irisan daun bawang dan diaduk dengan spatula.
3. Adonan dicetak panjang-panjang sebesar jari tangan, kemudian dirapikan di atas nampan dan disimpan dalam freezer selama 30-60
menit sampai agak keras. Untuk mempermudah proses pencetakan, dapat pula dilakukan pengukusan adonan terlebih dahulu sebelum pencetakan. Pengukusan dilakukan selama 30 menit dengan cara
menempatkan
adonan pada loyang. Apabila pencetakan didahului dengan pengukusan, setelah
pencetakan, adonan cukup didinginkan saja; tidak perlu dibekukan.
4. Cetakan adonan kemudian digulingkan ke dalam tepung predust sampai rata.
5. Selanjutnya dimasukkan dalam adonan
premix, diangkat dan
digulingkan di atas tepung roti, tutup dengan tepung roti (sedikit
ditekan agar tepung roti lengket dan dilakukan
secepat mungkin), diangkat dan dirapikan. Suhu adonan premix dipertahankan tetap dingin
(0-5oC), bila suhu naik tingkat kelengketan
berkurang. Apabila adonan
nugget
belum siap, adonan premix disimpan terlebih dahulu dalam lemari es.
6. Minyak dalam wajan dipanaskan sampai berasap (suhu 180-190oC).
Nugget digoreng
selama 30 detik sampai berwarna kecoklatan, ditiriskan
dan
dibiarkan dingin.
7. Produk dirapikan di atas nampan satu per satu, dibekukan dalamfreezer selama 4-5 jam.
8. Fish finger yang sudah beku dikemas dalam plastik dan di seal rapat,
kemudian disimpan kembali dalam freezer. Produk
tahan disimpan selama 6 bulan.
9. Bila nugget akan disajikan, tinggal menggorengnya dalam minyak panas suhu 170oC, selama 4-5 menit atau dimasak dengan oven ataupun microwave.
Proses Pengolahan Nugget Ikan
Daging ikan
tuna
yang akan diolah
menjadi nugget harus
dipisahkan terlebih dahulu dari bagian durinya menggunakan
pisau. Dijaga selalu suhu ikan tetap dingin saat proses pemisahan kulit dan
tulang karena tuna rawan terjadinya histamin
penyebab gatal. Dipilih selalu tuna yang masih segar. Bila sudah dipisahkan dari bagian duri, segera disimpan di dalam lemari pendingin.
Hal -hal yang perlu diperhatikan saat membuat makanan beku
1 . Suhu adonan. Suhu adonan harus dingin (di bawah
5oC). Suhu panas membuat protein rusak, bila daging ikan kurang dingin sebaiknya dimasukkan freezer
beberapa saat. Untuk
adonan
sebaiknya menggunakan es atau air es agar adonan tetap dingin. Suhu yang dingin membantu juga saat mencetak atau membentuk makanan.
2. Suhu penggorengan. Untuk pre-fry suhu penggorengan harus di atas 180oC atau penggorengan kelihatan berasap. Minyak harus penuh agar tercelup. Untuk penggorengan pasca beku sebaiknya digunakan panas sedang
(170oC-175oC).
3. Suhu
freezer. Suhu freezer yang baik harus minus (-18oC). Selama proses pembekuan makanan, pintu freezer jangan terlalu sering dibuka.
Bila
produk
masih
panas
jangan dimasukkan
freezer, ditunggu hingga dingin.
4. Teknik pembekuan.
Agar hasil pembekuan sempurna, makanan diletakkan pada nampan satu persatu. Jangan saling menumpuk
agar suhu
dingin sampai pada tengah makanan karena ini akan mempengaruhi daya simpannya. Makanan dibiarkan 4-5 jam dalam
freezer (sampai makanan mengeras), bila makanan sudah
beku, diambil lalu dikemas dalam plastik dan ditutup rapat agar udara dingin tidak masuk. Kemasan plastik yang tidak rapat
menyebabkan
makanan menjadi kering sehingga mempengaruhi rasa makanan. Kemudian disimpan kembali makanan yang sudah dikemas dalam
freezer.
5. Cara memasak makanan beku. Makanan beku
tidak perlu dicairkan. Diambil
secukupnya
sesuai
kebutuhan, lalu digoreng
hingga matang. Untuk makanan yang sudah di pre-fry agar praktis
dapat dimasak dengan menggunakan oven atau
microwave.
1. Predusting. Pelapisan adonan yang sudah
dicetak agar
memudahkan melekatnya
adonan premix.
Tepung yang
dapat
digunakan untuk predusting
adalah tepung jagung, tepung tapioka atau tepung terigu protein tinggi.
2. Premix. Premix adalah campuran beberapa macam tepung (tepung jagung, tepung terigu atau pati) yang diikat dengan protein (telur, vegetable
protein
atau
lainnya), dengan
air dingin
dan diaduk menggunakan mixer.
3. Breading.
Pelapisan dengan tepung roti setelah adonan dicelup dalam tepung
premix. Breading dapat menggunakan tepung panir, panko atau crackers.
4. Tepung roti (bread crumb). Remah roti kering yang dijual di pasaran atau supermarket. Ada berbagai jenis tepung roti yaitu
japanese style/ panko dengan struktur lonjong dan rasanya renyah,
tepung roti yang sedikit keras, tepung roti yang agak halus atau yang
dari crackers.
5. Lapisan (coating). Merupakan gabungan dari tepung predust, premix dan tepung roti.
6. Prosentase lapisan (coating).
Tebal tipisnya lapisan pada makanan atau perbandingan antar adonan dan
lapisan. Prosentase
lapisan biasanya 50, 30
atau 20%. Untuk
menentukan tebal tipisnya lapisan dapat dilakukan dengan menambahkan atau
mengurangi air dalam adonan premix dan
juga tergantung pada besar kecilnya ukuran tepung roti yang digunakan. Semakin besar ukuran
tepung
roti, lapisan semakin tebal.
7. Pre-fry. Penggorengan
awal
sebelum produk dibekukan.
1. Tepung predust (untuk 500 gram)
Terigu high protein 375 g
Pati jagung 125 g
Kedua
bahan dicampur hingga
merata. Campuran tersebut digunakan sebagai
tepung predust, dapat juga
ditambahkan penyedap rasa, bubuk
bawang putih, kaldu
ayam dan sebagainya sesuai
selera.
2.
Tepung premix (untuk 500 g)
Terigu high protein 125 g
Pati jagung 75 g
Baking soda 1 sdt
Telur ayam 75 g Air
es/dingin 225
g
Bumbu sesuai selera
Bumbu dapat berupa penyedap, garam, merica bubuk, bawang putih bubuk dan sebagainya.
Cara pembuatan adonan
premix
Bahan kering dicampur, kemudian ke dalam campuran dimasukkan
telur
dan diaduk dengan
mixer
kecepatan
rendah. Selanjutnya, dimasukkan
sebagian
air
dingin dan
diaduk dengan kecepatan
rendah. Setelah itu, dimasukkan lagi sebagian air, kemudian diaduk
dengan kecepatan tinggi. Mixer dimatikan, adonan diaduk dengan
spatula hingga merata sampai tidak ada sisa tepung, kemudian sisa
air dimasukkan dan diaduk dengan kecepatan tinggi.
Pengadukan tidak boleh terlalu lama karena mengakibatkan tingkat kelengketan
adonan berkurang.
Bila sudah tercampur semua,
pengadukan dihentikan. Suhu adonan premix dipertahankan tetap dingin (0- 5oC), bila suhu naik tingkat kelengketan berkurang. Apabila adonan
nugget belum siap, adonan premix disimpan terlebih
dahulu dalam lemari es. Gunakan penjepit, garpu atau penyaring stainless steel saat mengambil adonan
di
dalam larutan adonan premix.
Cara pengolahan nugget ikan
secara garis besar diawali dengan penyiapan bahan, penghancuran dan pencampuran, pencetakan, pelapisan (coating), pre-frying, pembekuan
dan pengemasan.
Penyiapan bahan. Bahan baku
yang
cocok digunakan dalam pembuatan nuget
ikan adalah ikan berdaging tebal
dan tidak mengandung duri. Sejumlah spesies
ikan
yang memenuhi kriteria tersebut adalah Marlin/Jangilus (Istiophorus, sp),
Tuna, Cakalang, Ekor
kuning, Tongkol,
Tenggiri, Kakap, Kerapu atau yang lain. Bahan baku disiapkan dengan cara memisahkan daging ikan terlebih dahulu dari bagian durinya menggunakan pisau. Dijaga selalu agar suhu ikan tetap dingin saat proses pemisahan kulit dan tulang karena
tuna
rawan akan terbentuknya histamin penyebab gatal. Dipilih selalu ikan yang masih
segar. Bila sudah dipisahkan dari bagian duri, segera disimpan
di
dalam lemari pendingin. Kemudian daging ikan
dipotong kota-kotak
kecil.
Penghancuran dan pencampuran. Bahan-bahan yang terdiri atas daging ikan, tepung tapioka dan bumbu
dicampur dan dihancurkan menggunakan food processor hingga adonan kalis. Apabila diinginkan tekstur nuget yang kenyal, daging ikan tidak perlu dihancurkan sampai halus, tetapi cukup dicincang atau digiling tidak terlalu halus.
Pencetakan. Adonan selanjutnya dicetak sesuai selera, misalnya menjadi bentuk panjang-panjang seperti jari tangan, bulat pipih, bentuk lonceng atau bentuk lainnya. Kemudian dibekukan selama 30-60
menit sampai
agak keras. Untuk mempermudah proses pencetakan, dapat pula dilakukan pengukusan adonan terlebih dahulu sebelum pencetakan. Pengukusan dilakukan selama 30 menit dengan
cara
menempatkan adonan pada loyang. Apabila pencetakan didahului dengan pengukusan,
setelah pencetakan, adonan cukup didinginkan saja; tidak perlu dibekukan.
Pelapisan (coating). Pelapisan awal dilakukan dengan cara menggulingkan cetakan adonan ke dalam tepung predust sampai rata
(predusting), hal ini bertujuan untuk memudahkan pelekatan adonan
premix. Setelah itu, dimasukkan ke dalam adonan premix, lalu diangkat
kemudian
digulingkan di
atas tepung roti
(breading),
dengan agak
ditekan sedikit agar
tepung
roti melekat,
kemudian diangkat dan dirapikan dalam wadah.
Pre-frying.
Penggorengan awal sebelum produk dibekukan, dilakukan dengan
cara memanaskan
minyak dalam
wajan sampai berasap (180-190oC).
Nugget
digoreng selama 30
detik sampai berwarna kecoklatan, ditiriskan dan kemudian dibiarkan dingin. Tujuannya agar nugget tetap utuh dan tidak rusak, bila produk
dikeluarkan dari freezer.
Pembekuan. Nugget goreng selanjutnya dibekukan selama 4- 5 jam (sampai mengeras), dengan cara menyusun satu persatu di atas
nampan. Diusahakan jangan saling menumpuk agar suhu
dingin sampai pada tengah makanan karena ini akan
mempengaruhi daya simpannya.
Pengemasan. Bila nugget sudah beku, selanjutnya dikemas
dalam
plastik dan
ditutup
rapat agar udara dingin
tidak masuk. Kemasan plastik
yang tidak rapat
menyebabkan makanan menjadi kering sehingga
mempengaruhi rasa
produk. Kemudian disimpan kembali nugget yang sudah
dikemas dalam freezer. Bila nugget akan
disajikan, maka nugget digoreng terlebih dahulu menggunakan minyak panas dengan
suhu
170oC, selama
4-5 menit
atau dapat pula dipanggang dalam oven atau microwave.
Post a Comment
Post a Comment