Ya setidaknya ada dua cara analisis saham yang paling umum dan yang paling sering dipelajari yaitu
1. analisa fundamental dan
2. analisa teknikal
Kenapa gue bilang paling umum cuman ada dua, karena sebenarnya cara menganalisa saham itu ada banyak banget tekniknya. Dari yang langsung masuk akal sampai ketingkat rumit. contohnya gini, ada teknik analisa saham dengan ilmu eksak seperti gabungan fisika matematika dan lain-lain sampai bahkan ada teknik analisa saham dengan cara melihat siklus pergerakan matahari bulan bahkan planet. Lo boleh percaya boleh nggak tapi hal tersebut memang ada.
Tapi apakah gua menyimpulkan teknik tersebut adalah salah dan gak menghasilkan keuntungan?
Tentu aja nggak karena gak mungkin suatu teknik itu akhirnya dikenal sama orang lain tanpa ada cerita sukses di belakangnya, tapi apaupun tekniknya Lu harus belajar dulu
Ngomong-ngomong buat lo yang mau belajar saham tapi bingung mau mulai dari mana lu Boleh banget untuk cek artikel lainnya dalam blog ini karena didalamnya berisi hal-hal seputar saham yang dijelaskan dengan bahasa yang sederhana,
Gua akan bahas dua hal yang paling umum tadi yang pertama adalah
👉1.Analisa teknikal, lu pernah lihat pasti grafik-grafik harga saham naik turun, warna hijau, warna merah, candle stick, trend Resistance, support, dan lain-lain. Semua hal yang berkaitan dengan grafik dan garis-garis itu disebut sebagai analisa teknikal. Gampangnya kenapa harus Lihat chat dan pergerakan harga itu karena analisa teknikal bekerja dengan cara menganalisis pergerakan harga yang terjadi di masa lampau dan memanfaatkannya untuk menentukan pergerakan harga di masa mendatang.
Oke sekitar lima tahun lalu awal masuk gua di pasar modal itu gua pakai Teknik ini, karena apa? Karena gue pikir ini gampang Hehehe. Gua rasa diri ini yang memang nggak pernah belajar tentang ekonomi akan bisa layak ngerti semisal baca grafik-grafik begini doang, menurut gua pada saat itu. Dalam grafik ada uptrend ada down trend dan ada sideways.
Gua sebagai orang baru di pasar modal PR gua adalah mencari harga saham yang gambaran grafiknya lagi uptrend dong, karena dengan mudah gua memperkirakan kalau udah naik begini ya mungkin aja nanti grafiknya bentuknya tambah naik. Jadi kalau gua beli di harga sekarang gue bisa jual di harga Sekian kali, dan sebisa mungkin gua akan menghindari down trend karena ia udah tiga kali turun begini bukan gak mungkin dong akan ada turun ke empat kali dan seterusnya. Sedangkan kalau misalnya sideways lu bisa bayangin sendiri bentuknya kayak gimana pergerakan harganya. Terdengar mudah padahal kenyataannya dilapangan tentu aja nggak kayak gitu ya.
Banyak variasi dan pola-pola lain yang bikin gue bingung. Lalu apakah gua berhasil pakai Teknik ini dalam menganalisa saham? pada saat itu jelas nggak. Kalau pada saat ini enggak juga. Gue masih gak ngerti dengan segala polanya, lebih tepatnya mungkin gue masih merasa nggak cocok dengan teknik ini. Gua masih gusar, gua masih galau gue, masih gak tahu, kenapa gua harus pilih saham A dibandingkan dengan saham B. Gue masih ga ngerti kenapa saham A akan lebih baik daripada saham B. Dan karena semua kebingungan itu membuat gua memutuskan untuk enggak lanjutin lagi belajar saham atau investasi di saham. Karena gue pikir itu sulit dan Butuh banyak waktu dan Butuh banyak ruang di otak gue yang memang kurang canggih ini.
Kemudian beberapa bulan telah berlalu niatan gua belajar saham datang lagi, ketika gua bertemu dengan cara analisa lain yaitu analisa fundamental.
👉2. Nah yang kedua gua akan bercerita tentang analisa fundamental kalo liat di dalam artikell ini gua Secara nggak langsung mengajarkan lo tentang analisa fundamental. Gua memaksa lo untuk membeli saham yang mana produk nya harus lo tahu, kalau enggak tahu lebih baik dihindari, cari yang lo tahu. Gua memaksa lo Buka laporan keuangan dan belajar sedikit-sedikit tentang rasio keuangan supaya, lu tahu kondisi perusahaan ini sehat atau enggak atau minimal lu taulah cara downloadnya deh gitu laporan keuangannya.
Gua memaksa lo juga untuk tahu masalah-masalah yang sering terjadi dalam dunia investasi saham, supaya lo tahu bahwa investasi saham itu kegiatan yang resikonya tinggi, apalagi jika lo sendiri enggak tahu perusahaan yang lebih itu kayak gimana. Jadi yang bisa disimpulkan dari pasar ini adalah analisa fundamental ini memaksa lo untuk harus mengetahui apa yang mau lo beli, jangan sampai lo membeli saham tapi lu nggak tahu itu perusahaannya kerjanya ngapain.
Salam kan bentuknya lembaran ya jangan sampai lu cuman beli lembaran yang nggak ada artinya, atau lebih buruknya lagi lu nggak tahu lembaran itu artinya apa?.
Jadi jangan sampai nih Lu berekspektasi ada yang mau beli lembaran saham yang lo punya di harga yang lebih tinggi daripada harga lu beli. Misalnya lu punya satu lembar saham, selembar harganya 800 perak, lu mau nyari untung dong dengan saham yang lu pegang cara untuk dipegang. Ada dua ya ada yang namanya capital again atau selisih harga beli dan jual, dan ada yang namanya dividen yaitu bagi hasil dari keuntungan perusahaan.
Untuk dapat keuntungan dari capital gain apa sih alasan orang lain untuk membeli saham yang ada di tangan lo sekarang dengan harga yang lebih tinggi?
Apa alasannya saham yang harganya 800 perlembar tadi itu harus dibeli orang lain dengan harga misalnya 1000 perak pelembar apa gitu? gua akan menyadarkan lo di sini lo itu enggak membeli lembaran yang nggak ada artinya. Lembaran itu memiliki bisnis asli di belakangnya yang melakukan kegiatan usaha demi mendapatkan keuntungan. Makanya sangat masuk akal ketika gua menyuruh lo untuk tahu produk perusahaannya apa? dan cek kondisi keuangan perusahaannya sehat atau enggak?
Gua kasih ilustrasi begini, misalnya ada kedai kopi secara penampakan lu pasti nggak tahu nih berapa sih total harga dari kedaik kopi, yang ada di kedai kopi ini seandainya kedai ini mau dijual ke orang lain. Lu harus buka laporan keuangannya. Asumsikan ajalah ya, kedai kopi ini punya laporan keuangan, di laporan keuangan yang disajikan ternyata setelah ditotal-total kekayaannya daripada kedai kopi ini adalah 10 juta. Kita bisa bilang wajarnya kalau kita mau beli usaha kedai ini, ya kita harus mengeluarkan Rp10 juta kalau kita mau beli semuanya 100%. Misalnya dia memecahkan rekor ini menjadi 10 lembar saham, yang artinya selembar mewakili 10% dari kepemilikan. Lu mau beli nih satu lembar sahamnya saham kedai kopinya.
Wajarnya harga selembar dari perusahaan kedai ini adalah satu juta per lembar ya kan? Soalnya kan tadi setelah ditotal seluruh harga sejuta,8 Jadi sebenarnya ya sejuta suatu ketika lu ditawarin saham kedai kopinya selembar itu seharga 600.000. Padahal udah tahu nih harusnya satu juta berdasarkan hitung-hitungan sederhana tadi itu 10 juta dibagi 10 lembar. Tapi kok ini ada yang jual di harga 600.000? lurus bertanya-tanya dong kenapa ya? Dia juga lebih mudah apa nggak laku usaha kopinya sehingga dia jual 400.000 lebih murah dari harga wajarnya.
Apa usaha ini enggak menghasilkan keuntungan alias rugi terus? makanya 600.000 selembarnya, lu bertanya dan bertanya Terus di google setelah lu cari info lemu dapatkan kesimpulan bahwa sebenarnya kopinya laku kok enak rasa kopinya tempat jualnya bagus kok strategis banyak yang lewat dan banyak yang beli, lo belilah saham tersebut dengan harga 600.000 perlembar. Karena untuk tahu seharusnya dengan kondisi perusahaan yang mana kopinya enak, dan banyak yang beli, tempatnya strategis alias usahanya baik-baik aja nih. Harga wajarnya adalah satu juta per lembar. Perhitungan ini yang akan membuat lebih yakin untuk membeli saham copi ini atau Saham perusahaan lain dalam kehidupan.
Warren buffet seorang investor terkenal yang make analisa fundamental juga dalam keputusan investasinya pernah bilang price is what you pay value is what you get, artinya harga adalah sesuatu yang lu bayarin, sedangkan nilai atau value adalah sesuatu yang lu dapet. Dalam kasus kedai kopi tadi itu menilai bahwa 600.000 adalah harga yang lu bayarin tapi value atau nilai yang lo dapatkan adalah Rp1.000.000, lu jadi bisa beli sahamnya dengan tenang karena lu tahu value yang ditawarkan Rp400 lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang lumayan. Nah kan dari sini lu punya alasan nih minimal satu lo memegang yang selembar kertas saham yang harganya 600.000 padahal harusnya Dihargai satu juta. Karena nilai dari satu lembar senilai satu juta dan lu tahu itu bisa pegang Saham dengan nyaman, karena lu taulah bisa jual itu orang lain dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang lo beli, apalagi kalau memang ternyata analisis lu benar bahwa kedai kopi ini tetap bagus kinerja perusahaannya nggak akan selamanya harga saham kopi tadi itu 600.000 perlembar. Karena apa ? Karena balik lagi ini adalah lembaran yang melakukan usaha beneran di belakangnya. Lembaran saham kopi ini di dunia aslinya akan tetap menghasilkan penjualan selama usahanya baik-baik aja. Katakanlah kedai kopinya setelah setahun dia beroperasi yaitu untung bersih Rp 2.000.000 . Lo Sebagai pemegang saham kedai tersebut yang punya 10% dari kepemilikan usahanya berhak dong untuk dapat 10% dari dua juta tersebut yaitu 200.000. Lo bayar 600.000 tahun depan lu dapet untung 200.000
Orang-orang dipasar modal lama-lama akan sadar bahwa harga saham kedai tersebut untuk 600.000 adalah murah banget. Jangankan orang-orang di pasar modal, lo sendiri yang megang saham tersebut seharga satu lembar harganya waktu beli 600.000 pasti nggak mau dong jual kembali saham lo dengan harga 600.000, alasannya minimal ada dua yang pertama lo udah tahu dan lu udah yakin bahwa seharusnya sewajarnya dijual 1 juta per lembar karena file yang didapatkan itu senilai satu juta selembarnya. Yang kedua adalah untuk apa lu ngejual selembar 600.000 orang tiga tahun kemudian akan dapat 600.000 lagi dari hasil usahanya. Sepuluh persen sahamnya masih lo pegang tahun ke-4 misalnya penjualannya masih bagus dapat 200.000 lagi dan seterusnya dan seterusnya. Dengan catatan penjualan kedai kopinya tetap bagus dan masih untung 2 juta pertahun. Lo memang nggak mau nih jual selembar kopi yang lu punya dengan harga 600.000 perlembar, seperti pasar pada umumnya kalau emang barang atau Katakanlah Saham yang Lo pegang bagus, akan ada yang nawar selembar saham yang lo punya itu seharga Rp700.000, 800.00,-900.000 satu juta dan seterusnya. Makanya lu nggak bisa semata-mata beli satu lembar saham harganya 800 perak teruslah berharap lu bisa jual dengan harga seribu perak satu menit kemudian atau satu hari kemudian. Kan kita semua sepakat sebuah usaha itu harus melewati perjalanan waktu tertentu, supaya kita bisa ngelihat dia untung atau enggak sih usaha ini.
Emangnya satu lembar tadi udah ngelakuin apa coba dalam 1 menit atau satu hari ini, mungkin aja masih rapat , Mungkin aja masih giling biji kopi, dalam satu hari itu atau satu menit itu. Tapi yang terjadi di pasar modal adalah karena jumlah orang dan lembaran sahamnya ada banyak banget selalu terjadi jual dan beli secara terus-menerus. Harganya terpaksa terombang-ambing mengikuti seberapa banyak yang mau beli dan seberapa banyak yang mau jual di hari tersebut, dan itu benar benar di luar kendali kita
Harga suatu saham akan naik kalau yang mau beli lebih banyak daripada yang mau jual pada hari itu. Begitupun sebaliknya harga suatu saham akan turun ketika lebih banyak yang mau jual dibanding dengan yang beli. Saking fluktuatifnya itu di pasar modal, jadi arena bermain yang seru makanya banyak banget orang yang tertarik untuk mendapatkan keuntungan secara cepat di pasar modal, karena hal tersebut. Syukur syukur Kalau kita memilih saham yang tepat beli di harga 800 perak, dan kebetulan nih ada yang mau beli satu menit kemudian di harga 850 perak, atau bahkan 1000, kalau emang banyak orang yang mau beli. Gimana kalau sebaliknya lo beli tapi ternyata orang-orang di luar sana yang megang saham tersebut lebih banyak yang mau jualan pada hari tersebut. Rugi dong? tentu saja sekalipun lu baca laporan keuangan dan lu tahu bahwa 600.000 perlembarnya untuk beli kopi tadi adalah kemurahan, untuk value didapatkan harga saham tersebut di pasar modal masih sangat bisa turun juga ke harga 500.000 atau 400.000 tergantung yang tadi banyakan yang mau jual atau yang mau beli. Tapi kalau emang pada akhirnya lo menyadari bahwa saham tersebut adalah saham perusahaan yang bagus dan lo dapat value yang lebih daripada apa yang bayarkan, misal harganya turun lagi nih bahkan ke level 300.000 selembar itu harusnya jadi hal yang menggembirakan bagi lo, karena lo jadi bisa beli saham ini dengan harga 300.000. Padahal value-nya satu juta yang lo dapetin. Efek sampingnya apa kalau kita nemu perusahaan bagus yang harganya turun lagi turun lagi? turun kita jadi seneng karena kita bisa beli perusahaannya bagus di harga yang lebih murah lagi, naik kita juga seneng ya, karena kita tahu bahwa perusahan tersebut harusnya dihargai lebih tinggi dari harga yang sekarang terbentuk di pasar.
Lo bisa dapat kesimpulan value yang didapatkan lebih tinggi daripada harga yang dibayarkan itu dari mana sih? Iya dari laporan keuangan perusahaan terkait gitu. Gimana Udah pusing belum ?
Ngomong-ngomong itu tadi yang gue ceritakan adalah salah satu rasio keuangan yang sangat sering dibicarakan dalam analisa fundamental namanya PBV alias price to book value. lebih jelasnya lagi akan kujelaskan dilain kesempatan.
Jadi yang dicatat sebagai masuk akal nih Hai lu harus tahu perusahaan terkait dan kalau bisa lo baca laporan keuangannya, supaya lo bisa berinvestasi dengan tenang di saham perusahaan yang baik.
Gue cerita kayak gini bukannya mau bilang bahwa analisa fundamental lebih baik daripada Analisa lainnya, ya Gue cuman bilang bahwa Gua lebih cocok menggunakan analisa fundamental karena gue jadi bisa tahu seharusnya perusahaan harganya berapa per lembarnya dan berapa value yang gue dapatkan.
Sebenarnya gue jadi bisa hidup dengan tenang megang perusahaan tersebut enggak yang buru-buru harus mengecek pergerakan harga setiap menit atau setiap hari atau setiap ada kesempatan. Lebih baik waktu luangnya dipakai untuk istirahat atau bekerja buat nyari uang lagi untuk gua masukin lagi dananya ke perusahaan yang salah harga tersebut supaya gue punya lembarannya lebih banyak lagi dan bila nanti saatnya telah tiba. Ketika orang-orang udah mulai menghargai saham yang gue pegang sesuai dengan harga wajarnya gue bisa jual dengan tenang dan gue bisa mulai mencari lagi saham-saham bagus yang harganya lebih murah dibanding dengan value-nya.
Keyword: analisa fundamental analisa fundamental saham analisa saham fundamental saham analisa teknikal saham cara analisa saham cara analisa saham untuk pemula analisa fundamental vs teknikal saham belajar saham nabung saham rekomendasi saham investor saham saham hari ini rti business rti analytics cara analisis saham belajar saham gratis saham dari nol belajar saham dari nol belajar analisa fundamental
Post a Comment
Post a Comment